Saturday, February 26, 2005

Bersyukur

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU
SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.

Kata-kata diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas
hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi
rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur
akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan
tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita
sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa
yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,
kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda
masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan
keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan
indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak
uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus
memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita
hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin
yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki,
kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang
sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang
yang ''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang
yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh
saja kita memiliki keinginan,tapi kita perlu menyadari bahwa inilah
akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan
berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di
sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan
merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada
sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda.
Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah
mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu
cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak
dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore
ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat
itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang
lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang
lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan
lebih kaya dari kita.

Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan
penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini
membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di
kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan
yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada
kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya menjadi gemar
bergonta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya.
Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting
gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak
akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang
saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di
pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah
sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam,
''Lulu, Lulu.'' Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah
yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila
setelah cintanya ditolak oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut,
tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus
menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Lulu, Lulu''.
''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu? '' tanyanya keheranan.
Dokter kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan
Lulu.''

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita
miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu
yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap
berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya
mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang
kedua hidup ditanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat
bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun
mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa
dengan anak pertama saya di surga.''

Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu
inginkan .... Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ...
Di masa itulah kamu tumbuh ...

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan
masa surut...

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan
menjadi berkah bagimu ...


(Author Unknown)



BONUS :

Good people are good because they've come to wisdom through failure.
(William Saroyan)